DAFTAR ISI
Toggle1. Portal Lama, Media Baru : Kesederhanaan yang Menyimpan Makna
Kita bisa membaca laporan mendalam tanpa distraksi. Tulisan-tulisannya padat, terstruktur, dan lebih menekankan kualitas daripada kuantitas. Judul-judulnya tidak bombastis, namun mampu membuat pembaca merasa “ini penting untuk dibaca.”
Berbeda dengan sekarang, di mana berita sering dibumbui sensasi demi mengejar klik. Konten bukan lagi raja, melainkan trafik dan engagement yang jadi penguasa. Transisi dari isi ke impresi ini seolah mengaburkan esensi jurnalisme yang dulu dijunjung tinggi.
2. Portal Lama, Media Baru : Ketika Kecepatan Belum Mengalahkan Ketepatan
Sementara itu, media modern sering kali di desak untuk menjadi yang “pertama kali memberitakan.” Akibatnya, tak jarang informasi yang belum jelas kebenarannya justru sudah tersebar luas. Bahkan beberapa media rela memperbaiki berita setelah viral, bukan sebelum tayang.
Inilah yang kita rindukan dari media lawas: berita mungkin datang lebih lambat, tapi lebih bisa di percaya. Proses pengemasan informasinya membuat kita merasa sedang membaca sesuatu yang benar-benar telah di saring dan di pikirkan secara matang.
3. Portal Lama, Media Baru : Interaksi yang Lebih Natural, Bukan Sekadar Respons
Sekarang, satu artikel bisa langsung di hujani opini, perdebatan, bahkan flame war hanya dalam hitungan menit setelah tayang. Banyak orang membaca komentar lebih dulu ketimbang isinya. Bahkan tak sedikit yang hanya melihat judul, lalu langsung menarik kesimpulan.
Kita kehilangan momen hening dalam menyerap berita. Dulu, membaca berita bisa menjadi pengalaman personal — kini, berubah menjadi ajang ramai-ramai bereaksi.
4. Arsitektur Digital yang Tak Terlupakan
Di sisi lain, media modern terasa seperti mal informasi. Penuh warna, hiruk-pikuk, dan menggoda untuk klik sana-sini. Memang menyenangkan, tapi juga melelahkan secara mental.
Kita kehilangan kesederhanaan visual yang tenang, dan sebagai gantinya, kita tenggelam dalam lautan notifikasi dan interaktivitas yang kadang berlebihan.
Kesimpulan: Bukan Soal Nostalgia, Tapi Soal Nilai
Namun, di balik semua kemajuan itu, ada hal-hal berharga yang perlahan menghilang: kedalaman konten, ketenangan membaca, dan kualitas interaksi antara berita dan pembaca.
Mungkin sudah saatnya kita berhenti sejenak dari hiruk-pikuk media modern dan bertanya: Apakah kita membaca untuk tahu lebih banyak, atau hanya sekadar ikut tren? Apakah kita menyerap informasi, atau hanya menelannya mentah-mentah?
Dengan mengingat kembali bagaimana portal berita lama menyajikan informasi, kita bisa belajar satu hal penting: kecepatan bukan segalanya, dan terkadang, yang paling berharga justru datang dari hal-hal yang sederhana.